Apa yang paling berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanaman? Jawabannya tentu saja adalah media tanam, alias tanah. Meski akhir-akhir ini banyak sekali media tanam alternatif pengganti tanah seperti cocopeat maupun media-media tanam lain yang biasa digunakan dalam sistem hidroponik, namun dalam artikel kali ini kita akan khusus membahas tentang cara mengetes Mengecek Tingkat Kesuburan Tanah.
Untuk mengetahui secara terperinci mengenai kandungan kimia serta biologi tanah, tentu hal yang harus dilakukan adalah membawa sampel tanah tersebut ke laboratorium. Di laboratorium kita akan mendapatkan data-data lengkap mengenai tanah yang ada di dalam kebun maupun pekarangan kita. Namun, daripada repot-repot pergi ke lab dan mengeluarkan biaya yang tak sedikit, para peneliti tanah di Oregon, Amerika Serikat memberitahu kita beberapa cara yang lebih mudah untuk mengetahui kandungan nutrisi dan unsur hara di dalam tanah.
Sistem ini dinamakan Willamette Valley Soil Quality Guide, yang dikususkan untuk mereka yang memang kesehariannya bekerja sebagaia petani. Namun, Richard Dick, Ph.D., seorang profesor dari Oregon State University mengatakan bahwa langkah-langkah ini juga dapat dipraktekkan oleh para petani urban. Hal senada juga diungkapkan oleh James Walworth, Ph.D., dari University of Arizona Cooperative Extension, Tucson, bahwa prinsip-prinsip umum untuk mengetes tingkat kesuburan tanah itu sama, kecuali untuk keperluan yang lebih spesifik, maka diperlukan pengetesan berbeda yang lebih terperinci.
Berikut ini adalah 10 langkah mudah untuk mengetes Mengecek Tingkat Kesuburan Tanah. Para ilmuwan mengingatkan para petani untuk tidak terlalu menekankan pada satu-dua langkah saja. Karena untuk mengukur tingkat kesuburan tanah, tak hanya bisa diwakili oleh satu-dua langkah saja. Sebagai contoh, tanah berpasir memang mudah diolah, namun belum tentu memiliki komponen kualitas tanah yang lain.
1. Struktur tanah
Ketika keadaan tanah tidak terlalu kering atau terlalu basah (lembab) cobalah untuk menggali sedalam 10-20 cm. Kemudian ambillah sampel tanah dari kedalaman tersebut sebanyak kira-kira satu pot kecil, kemudian cobalah pisah-pisah dengan menggunakan jari. Amati apakah tanah tersebut berupa gumpalan, berbentuk bubuk, atau berupa butiran-butiran granul. Idealnya, tanah terbentuk dari beragam remah-remah yang berbeda bentuk dan ukurannya.
Remah-remah tanah yang sulit dihancurkan menandakan bahwa tanah tersebut selalu keras. Tom Thompson, Ph.D., seorang profesor yang meneliti mengenai tanah dari University of Arizona mengatakan bahwa tanah yang kaya akan unsur organik cenderung membentuk remah-remah yang berbentuk bulat, yang menunjukkan tingkat porositasnya. Tanah yang porous memungkinan air dan oksigen dapat bergerak di dalam tanah, para pekebun sering menyebut hal ini sebagai aktivitas tukar kation.
2. Kepadatan tanah
Tusuklah tanah dengan menggunakan lidi, kayu kecil, maupun ajir bambu. Jika tanah dengan mudah dapat ditembus dan ditusuk, maka dipastikan itu tanah yang gembur dan subur. Namun jika terlalu keras dan padat seperti lempung, maka kemungkinan besar tanah tersebut kurang subur. Tetapi perlu diperhatikan juga apakah tanah tersebut mengandung banyak pasir atau tidak.
Hal ini penting diketahui karena akan mempengaruhi tingkat porositas tanah. Jika sangat berpasir maka tanah tak akan dapat menyimpan air serta akar tidak dapat “mencengkeram” tanah dengan kuat sehingga dikhawatirkan tanaman akan mudah roboh. Sebaliknya jika terlalu padat, maka air akan menggenang dan cacing serta akar akan sulit menembus tanah sehingga tanaman menjadi kerdil. Oleh sebabnya, pastikan agar tanah tidak terlalu berpasir dan tidak terlalu padat.
3. Kemudahan dalam pengolahan tanah
Sebelum mulai menanam sesuatu, pastinya Anda sudah mempersiapkan tanah dan mengolah tanah yang akan ditanami. Jika ketika dalam proses pengolahan tanah Anda merasa kesulitan karena tekstur tanah yang keras, serta menggumpal, bisa dipastikan tanah tersebut bukanlah tanah yang subur. Tanah yang keras menyulitkan akar untuk menembus tanah. Air serta nutrisi juga tidak mudah mencapai akar. Sebaliknya, tanah yang sangat berpasir juga kurang bagus dijadikan sebagai tempat bercocok tanaman.
4. Keberadaan Organisme di dalam tanah
Banyaknya organisme yang hidup dalam tanah juga dapat dijadikan patokan untuk mengukur tingkat kesuburan tanah. Caranya cukup mudah, galilah tanah dengan kedalaman sekitar 10 sampai 15cm, kemudian lihatlah dengan seksama galian tanah tersebut. Apakah Anda melihat adanya organisme hidup seperti cacing, kumbang tanah, lipan, semut, dan yang lainnya?
Kebanyakan mikroorganisme tanah bersembunyi pada siang hari, maka galilah tanah dengan hati-hati. Jika Anda menemukan mikroorganisme kurang dari 10, maka dapat dipastikan bahwa tanah di pekarangan Anda tidak memiliki cukup makanan untuk kesuburan tanaman. Hal ini penting karena beberapa macam makhluk hidup berbeda seperti jamur, serangga, dan invertebrata adalah salah satu faktor yang dapat menunjukkan tingkat kesuburan tanah. Meski demikian, perlu diperhatikan pula apakah para penghuni di dalam tanah tersebut adalah penghuni baik-baik, atau justru penghuni yang suka bikin onar seperti ulat penggerek akar, dll.
5. Keberadaan cacing
Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa keberadaan cacing di dalam tanah merupakan pertanda bahwa tanah tersebut kaya akan kandungan bahan organik yang dapat menyuburkan tanaman. Cacing tak hanya membuat tanah menjadi lembab, serta lembut, namun juga memberikan nutrisi, enzim, bakteri, kedalam tanah. Cacing juga dapat meningkatkan tingkat peresapan air dan mensekresikan senyawa yang dapat menggabungkan partikel tanah secara bersama-sama agar tanah dapat dengan mudah dibajak.
6. Bekas tanaman
Cobalah gali tanah di pekarangan Anda. Apakah terdapat bekas tanaman atau dedaunan yang sudah hancur? Jika ada, dapat dipastikan bahwa tanah tersebut merupakan tanah yang subur. Pasalnya, bekas tanaman tersebut merupakan bahan organik yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah. Selain itu, bekas tanaman atau dedaunan tersebut juga membuktikan bahwa di tempat tersebut dahulu juga pernah ditumbuhi oleh tanaman, yang artinya tanah tersebut bukan merupakan tanah tandus.
7. Kadar air
Cobalah sirami kebun Anda, kemudian amati berapa lama tanaman menunjukkan tanda-tanda haus atau kekurangan air, sering ditunjukkan dengan daun yang layu, jika tanaman mulai layu secara cepat, bisa dipastikan penyebabnya adalah tanah di kebun Anda yang tidak dapat menyimpan air dalam waktu lama. Jika air terlalu cepat turun ke permukaan tanah, dan dengan cepat pula menghilang, maka akar tidak akan bisa menyerap air secara maksimal.
8. Perkembangan akar
Dengan menggunakan kayu kecil, galilah tanah disekitar perakaran tanaman, kemudian perhatikan akar tanaman tersebut. Jika akar berwarna cokelat dan lembek, bisa dipastikan ada masalah dalam sistem drainase tanah. Sementara jika akar kerdil, atau terlihat seperti terlilit, kemungkikan ada penyakit yang hinggap di dalam perakaran.
9. Peresapan air
Ambillah pipa atau kaleng bekas yang telah dibuang bagian bawahnya, kemudian tancapkan kedalam tanah, lalu isilah dengan air. Kemudian amati, apakah air tersebut dengan cepat terserap tanah, atau justru malah menggenang? Tingkat keporosan tanah sangat berperan penting dalam peresapan air, dan pertumbuhan akar. Maka dari itu, lakukanlah percobaan kecil ini untuk mengukur tingkat porositas dan kepadatan tanah (lihat poin 2).
10. Tingkat kesuburan tanaman
Langkah yang paling mudah untuk melihat tingkat kesuburan tanah, tentu saja dengan memperhatikan tingkat kesuburan tanaman. Apakah tanaman tumbuh subur? Atau malah cenderung stagnan atau justru kerdil meski umurnya sudah bertahun-tahun? Jika tanaman kerdil, bisa dipastikan karena tanah yang terlalu padat, serta minimnya unsur hara yang ada pada tanaman. Solusinya, segeralah olah tanah tersebut dan campurkan bahan-bahan organik untuk memperbaiki kualitas tanah.
Demikianlah sepuluh langkah mudah untuk mengukur atau Mengecek Tingkat Kesuburan Tanah di kebun Anda. Jika tak memungkinkan untuk melakukan seluruhnya, Anda dapat mencoba untuk melakukan minimal lima pengetesan dari sepuluh cara diatas. Tak perlu khawatir jika ternyata tanah Anda bukan termasuk tanah yang subur, karena Anda bisa dengan mudah mengembalikan kesuburan tanah di kebun Anda dengan menambahkan kompos serta bahan-bahan organik lain yang mudah didapatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar