Kamis, 14 November 2019

4 Jenis Pupuk Kandang Serta Kandungan Nutrisinya Untuk Kesuburan Tanah

Sebagai pekebun, kita memang dituntut untuk dapat memanfaatkan bahan-bahan dari alam untuk menyuburkan tanaman. Namun yang terjadi di lapangan justru sebaliknya, kita lebih memilih pupuk sintesis untuk alasan kepraktisan. Padahal, jika kita mau berusaha sedikit saja, kita akan menemukan banyak sekali bahan-bahan alami yang dapat kita manfaatkan untuk melakukan kegiatan berkebun. Salah satunya adalah penggunaan pupuk kandang.
Pupuk kandang, adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan mapun ternak. Pupuk kandang telah digunakan selama berabad-abad oleh para petani dan pekebun, sebelum pupuk sintesis marak diperjualbelikan di pasaran. Oleh karenanya, pupuk kandang ini termasuk dalam kategori pupuk organik.

Meski saat ini banyak berbagai macam produk pupuk sintesis diluar sana, pupuk kandang masih menjadi primadona para pekebun. Dalam setiap kegiatan berkebun, mereka hampir selalu menyertakan pupuk kandang sebagai pupuk. Bahan yang dipakai-pun bermacam-macam. Mulai dari kotoran sapi, kambing, ayam, maupun kotoran kuda.

Namun spesial dalam artikel kali ini, kami akan membahas perbandingan kandungan nutrisi beberapa pupuk kandang yang sering dipakai oleh masyarakat. Dengan informasi ini, diharapkan masyarakat dapat mengaplikasikan Jenis Pupuk Kandang apa yang nantinya cocok digunakan untuk keperluan berkebun mereka. Penelitian yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa di Kinnaird College, Lahore, Pakistan. Dalam penelitian ini, diambil empat sampel dari kotoran hewan yaitu kotoran sapi, kambing, ayam, dan kuda yang tentunya memiliki tekstur, bentuk, serta kandungan nutrisi berbeda.

O Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan tujuh sampel dari empat kotoran hewan yang berbeda. Kemudian ke-tujuh sampel tersebut dicampur rata, lalu dari campuran tersebut diambil masing-masing 1 kg, kemudian disimpan dalam plastik kedap udara. Setelahnya, keempat sampel tersebut dianalisis di dalam laboratorium, dan hasilnya dapat Anda baca dalam tulisan berikut ini.

O Tingkat Keasaman
Dari sampel diatas, dapat disimplkan bahwa kotoran sapi dan kotoran kambing memiliki tingkat keasaman (pH) yang hampir netral, sementara kotoran kuda dan kotoran ayam cenderung lebih asam. Untuk membaca tingkat keasaman, ditunjukkan dengan semakin besar angka, maka akan semakin basa, sementara jka semakin kecil, maka akan semakin asam. Sementara 7 adalah angka netral untuk derajat keasaman.

Tanaman umumnya menghendaki media tanam atau tanah yang bersifat netral dengan pH antara 5,5 hingga 7. Sebagai informasi, jika tanah terlalu asam atau terlalu basa, maka akar tanaman tidak dapat menyerap nutrisi secara maksimal. Hal itu disebabkan karena adanya aktivitas kimia, yang disebabkan oleh tingkat keasaman tanah.

Oleh karenanya, sebaiknya jaga agar media tanam tetap pada pH netral. Namun jika tak memungkinkan, sebaiknya jangan terlalu asam atau terlalu basa, yaitu antara 5,5 hingga 7. Beberapa tanaman bisa saja dapat hidup pada tanah yang sangat asam maupun basa. Seperti pada tingkat pH 3 maupun 8. Namun sekali lagi, pH yang netral tentulah lebih baik untuk kesuburan tanah.

O Perbandingan Kandungan Nutrisi
Sementara untuk kandungan nitrogen (N) paling tinggi terkandung pada kotoran ayam, disusul kotoran kambing, kuda, kemudian kandungan (N) paling rendah ada pada kotoran sapi. Kandungan fosfor (P), pada kotoran sapi, kambing, dan ayam memiliki nilai yang hampir sama, dan kotoran kuda memiliki nilai paling kecil. Kemudian pottasium (K) paling tinggi ada pada kotoran ayam, disusul kotoran sapi, sementara kotoran kambing dan kuda memiliki nilai yang hampir sama.

Masing-masing kandungan tersebut tentu memiliki peran berbeda-beda. Namun jika kita membeli pupuk kimia, biasanya untuk keperluan pertumbuhan batang dan daun, membutuhkan kandungan nutrisi NPK yang seimbang, yaitu 16:16:16, sementara ketika tanaman mulai berbunga, maka lebih dibutuhkan kandungan (K) yang lebih tinggi agar bunga tidak rontok, dan dapat menghasilkan buah dengan kualitas yang maksimal.

O Tingkat Kelembapan
Dari sampel diatas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kelembapan paling tinggi ada pada kotoran sapi yaitu sebesar 31%, sementara yang paling rendah adalah kotoran ayam yang hanya memiliki tingkat kelembapan sebesar 7,7%. Hasil tersebut sangat akurat, karena seperti sering kita lihat di lapangan, bahwa kotoran ayam dan kotoran kambing cenderung memiliki lebih sedikit air daripada kotoran sapi.

Hal tersebut wajar karena kebanyakan pakan ayam berupa pelet yang kering. Sedangkan kotoran kambing berbentuk butiran padat yang teksturnya juga tak terlalu basah. Berbeda dengan kotoran sapi yang bersifat lembek. Sementara kotoran kuda masih mengandung banyak serat dari rerumputan yang dimakannya.

O Kandungan Material Organik Pupuk Kandang
Dari sampel diatas juga menunjukkan material organik paling tinggi ada pada kotoran kuda, dan paling rendah ada pada kotoran ayam. Hasil tersebut tidak mengherankan, karena dilihat dari segi makanannya kuda cenderung lebih suka makan rerumputan serta jerami, yang sulit dicerna. Bahkan kotoran kuda pun masih mengandung rerumputan yang tidak dicerna secara sempurna.

Menurut penelitian, banyaknya material organik pada kotoran kuda tersebut justru membuat bahan ini tak dapat langsung terserap oleh tanaman. Sebaliknya, kotoran ayam yang mengandung lebih sedikit material organik justru nutrisinya dapat terserap tanaman dengan cepat.

O Cara pengaplikasian pupuk kandang
Pengaplikasian pupuk kandang di lahan perkebunan memiliki beragam cara. Beberapa yang paling terkenal adalah dengan menebarkan pupuk kandang di lahan, memasukkannya dalam lubang tanam, hingga difermentasi terlebih dahulu untuk dijadikan pupuk BOKASHI. Sementara untuk tabulampot, biasanya langsung dicampurkan dengan media tanam.

Apapun cara yang ingin Anda terapkan, pastikan bahwa pupuk kandang telah matang. Biasanya pupuk kandang yang matang adalah pupuk kandang yang sudah tidak berbau, dan berumur 3-6 bulan. Untuk mempercepat kematangan, Anda bisa menambahkan bakteri fermentasi, dan membuatnya menjadi pupuk BOKASHI.

Pupuk kandang yang masih segar tidak cocok diterapkan langsung pada lahan pertanian, dikarenakan material organik yang ada belum terurai secara sempurna. Jika diterapkan langsung pada tanah, maka tanaman tidak dapat secara langsung menyerap nutrisi yang ada. Pupuk kandang yang belum matang kemungkinan juga bersifat panas, serta mengandung beberapa bakteri merugikan yang bisa menyebabkan penyakit pada tanaman.

Sifat panas pada ktoran hewan yang belum matang bahkan bisa membuat tanaman layu, kering, serta mati. Selain itu, pupuk kandang yang telah matang maupun yang telah difermentasi, jumlah nutrisinya akan meningkat lebih banyak daripada kotoran hewan yang masih mentah.

O Kesimpulan
Penelitian menunjukkan bahwa aplikasi dengan kotoran hewan yang berbeda dapat berdampak positif pada tingkat kesuburan tanah. Parameter yang utama yang dapat ditingkatkan oleh pupuk organik untuk menghasilkan tanaman yang baik antara lain adalah pH, kelembapan, daya konduksi listrik, nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), serta material organik. Analisis yang dilakukan empat kotoran hewan tersebut memperlihatkan bahwa pupuk kandang dapat meningkatkan tingkat kesuburan tanah dengan meningkatkan keseimbangan nutrisi hingga pada level yang optimal. Meskipun penggunaan pupuk kimia dapat dipadukan dengan penggunaan pupuk organik, namun pupuk kandang juga dapat memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi pada tanaman.

Kotoran ayam dan kotoran kambing menunjukkan hasil yang paling baik. Apabila kedua pupuk kandang itu diaplikasikan pada tanah, maka keduanya akan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pada tingkat yang optimal. Pada penelitian tersebut juga memperlihatkan bahwa kombinasi antara kotoran ayam dan kotoran kambing menghasilkan rasio NPK sebesar 5:1:4, angka ini tentu lebih kecil daripada pupuk NPK sintesis yang memiliki rasio seimbang 16:16:16. Meski rasionya lebih kecil, namun pupuk kandang lebih ramah lingkungan.

Sebenarnya selain ke-empat jenis kotoran diatas, masih banyak kotoran hewan lain yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kandang. Namun di artikel ini kami hanya menulis mengenai empat kotoran hewan yang umum digunakan di Indonesia saja. Diantara kotoran-kotoran hewan tersebut seperti kotoran kerbau, babi, bebek, ayam kalkun, maupun guano.

Guano pada awalnya merupakan sebutan orang Spanyol untuk menyebut kotoran burung laut, maupun mamalia laut seperti anjing laut. Namun dalam perkembangannya, arti guano semakin meluas. Jadi tak terbatas hanya pada kotoran burung laut saja, namun bisa juga dari kotoran kelelawar gua, dan kotoran burung pada umumnya. Untuk pembahasan mengenai guano, akan kami ulas di lain kesempatan.

Setelah membaca uraian diatas, apakah Anda sudah mendapatkan gambaran untuk menggunakan Jenis Pupuk Kandang yang mana? Sebenarnya tak perlu pusing dalam memilih pupuk kandang. Yang terpenting adalah perlu diperhatikan kematangannya, khususnya pada kotoran sapi dan kotoran kuda. Karena pupuk kandang segar tidak baik untuk pertumbuhan tanaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar